18 Maret 2009

Apakah Zakat Konsumtif Akan Menumbuhkan Perekonomian?

Perintah membayarkan zakat dalam ajaran islam merupakan kewajiban setiap individu setiap muslim yang masuk dalam kategori muslim yang mampu dan hal itu merupakan konsekuensi dari ajaran islam kapan pun dan dimanapun dan bahkan walaupun tidak ada lagi orang yang miskin dalam Negara tersebut.
Dalam hal ini Al-Quran telah menjelaskan bahwa pembayaran zakat akan menyuburkan harta. Bagaimana hal ini dapat dipahami dalam ekonomi, bahkan apakah pembayaran zakat akan menumbuhkan perekonomian? Apakah zakat yang produktif memiliki dampak yang lebih baik bagi nperekonomian dari pada zakat yang konsumtif? Al-Quran telah menjelaskan bahwa alokasi zakat telah ditentukan, siapakah para penerimanya, namun tidak dijelaskan apakah zakat itu harus diterima dalam bentuk uang, barang-barang konsumsi ataukah modal kerja. Pemikiran para ekonomi kemudian berbagai ide agar zakat memiliki dampak yang lebih baik bagi peenrima zakat sehingga digagas perlunya zakat diberikan dalam bentuk modal usaha (zakat produktif) sehinggga dalam hal ini orang yang miskin dapat mengangkat perekonomianya dengan berusaha. Namuan demikian dalam ruang lingkup makro, apakah hal ini dapat digeneralisasi, bahwa zakat produktif akan menumbuhkan perekonomian lebih cepat.

Hal ini bisa dianalisis denagn menggunakan dasar analisis grafis bahwa pembayaran zakat akan menurunkan permintaan kelompok kaya dan meningkatkan permintaan dan penawaran golongan orang miskin. Pengaruh zakat dapat digambarkan sebagai berikut ini Pasar Segmen Miskin (mustahiq) P Pasar Segmen Kaya (muzakki) Ss1 SH1 E3 Ss2 P3 zakat Ei E0 P0 P2 E4 E2 Ds2 DH1 Ds1 (2a) DH2 (2b) (1) Xs Xs4, Xs3, Xs0 0,0 XH2, XH1 XH Pembayaran zakat pada tahap pertama akan menurunkan permintaan orang kaya dari DH1 menuju DH2. turunnya permintaan ini akan diterima oleh golongan miskin sehingga berpengaruh pada pasar segmen miskin. Jika zakat diterima dalam bentuk barang konsumsi, maka permintaan orang miskin akan meningkat dari Ds1 menuju Ds2 sehingga akan mendorong harga pasar segmen miskin meningkat. Namun jika zakat diterima dalam bentuk modal kerja produktif, maka penawaran segmen miskin akan meningkat dari Ss1 menuju Ss2. jumlah permintaan segmen miskin akan meningkat lebih kecil namun diikuti oleh harga yang menurun. Dari gambaran ini dapat disimpulkan bahwa zakat konsumtif maupun zakat produktif akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian selama penurunan permintaan segmen kaya (XH1-XH2) akan diimbangi oleh peningkatan volume perdagangan segmen miskin (Xs3-Xs0) yang lebih besar. Hal ini dipengaruhi oleh:

kepekaan konsumen miskin terhadap harga barang. Semakin konsumen miskin peka atau elastis terhadap harga, maka zakat produktif akan memiliki dampak inflasioner lebih rendah dan peningkatan out put lebih tinggi dari pada zakat konsumtif. Hubungan dengan harga dan penjualan segmen miskin. Semakin elastis penawaran segmen miskin, maka semakin tinggi efek zakat konsumtif terhadap peningkatanout put dari pada zakat produktif. Hasrat untuk konsumsi segmen miskin. Hasrat ini menunjukan seberapa besar bagian pendapatan yang akan dikonsumsi dan bisa dicerminkan dari nilai elastisitas permintaan terhadap pendapatan.semakin elastis permintaan terhadap pendapatan berarti tambahan pendapatan segmen miskin akan dihabiskan untuk konsumsi, dan ini semakin meningkatkan besarnya efek zakat konsumtif. Dari gambaran ini, tidak selalu zakat produktif memiliki efek terhadap perekonomian yang lebih baik, hal terutama dipengaruhi oleh perilaku ekonomi masyarakat mustahiq

Kapitalisme dan sosialisme

Aliran utama ekonomi (main stream economics)pada awlanya terkotak pada dua kutub, yakni kapilisme dan sosialisme. Kedua system ini sering dikonotasi kan sebagai paham suatu Negara tertentu, contohnya kapitalisme dicerminkan ole Negara amerika serikat dan sosialisme dicerminkan oleh Negara uni soviet. Oleh kerena itu sejalan dengan perkembangan ekonomi dan politik antar Negara, maka kritik tentang sisitem ini banyak bermunculan sehingga lahirlah kapitalisme campuran dan sosialisme campuran. Paham kapitalisme diilhami oleh pentingnya kebebasan individu untuk memenuhi kebutuhannya sehingga kesejahteraan masyarakat tercapai. Pemahaman ini di dasari oleh filosofi adam smith bahwa terselenggaranya keseimbangan pasar dikerenakan manusia mementingkan diri sendiri. Diasumsikan bahwa setiap manusia adalah individualistik rasional sehingga kebebasan pasar akan menghasilkan kesejahteraan masyarkat yang maksimum. Mekanisme pasar yang dimetaforsiskan sebagai tangan ajaib (invisible hand) akan mengatur keseimbangan antara demand dan supply di pasar. Smith menulis, “kita bisa makan bukan karena kebaikan hati si tukang roti, tukang minuman atau si tikang dagimg, melainkan karena sifat mementingkan diri sendiri yang ada dalam diri mereka. Kita bukan mengharap cinta mereka terhadap orang lain, melainkan cinta mereka terhadap dirinya sendiri” (koeters, 1998, hal. 9). Kebebbasan ekonomi merupakan ide dasar kapitalisme yang mengilhami setiap perilaku ekonomi setiap individu, pasar dan kebijakan pemerintah. Dalam perjalanannya, system ini bertendensi kepada materialisme dan liberalisme. Kebutuhan manusia cenderung diukur dari aspek materi atau harta, dan mekanisme penentuan harga secara ideal oleh pasar. Disisi lain, ekonomi sosialisme mempunyai tujuan kemakmuran bersama. Filosofinya adalahbagaimana setiap individu bersama-sama memperoleh kesejahteraan. Perkembangn paham ini dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kaum kapitalis/borjuis mendapat legitimasi dari gereja untuk mengekploitasi kaum buruh. Inilah yang menjadikan karl marx mengkritik kapitalisme sebagai system ekonomi yang tidak sesuai dengan kemasyarakatan. Pemikiran soaialisme meletakkan unsure kemanusia pada posisi yang paling tinggi, lebih tinggi dari pada alat produksi. Bila alat produksi menguasai manusia, maka manusia akan kehilangan esensi kemanusiaanya. Ia akan menjadi bagian dari alat produksi tersebut sehingga menjadikan kehidupan manusia seperti mesin sebagai mana kehidupan alat produksi. Sampai akhirnya alat produksi tersebut menjaukan manusia untuk mengenal fungsinya sebagai manusia. Karenanya, menurut marx, tidak ada tempat untuk kapitalisme di dalam kehidupan. Upaya revolusioner harus dilakukan untuk menghancurkan kapitalisme. Alat-alat produksi harus dikuasai oleh Negara guna melindungi rakyat. Kritik marx ini selanjutnya diimplementasikan oleh Lenin dalam bentuk dominasi peran institusi Negara dalam perekonomian. Dalam perkembangannya, hamper tidak ada suatu Negara atau masyarakat pun yang menerapkan system ini secara murni karena kedua system ini banyak memiliki kekuarangan terutama pada sisi kemanusiaan. Seperti pada system kapitalisme yang bebas nilai yang mengukur segala sesuatu dengan rasio, akan berdampak pada ekploitasi kaum lemah yang menimbulkan kesenjangan dan patologi social. Sedangkan sosialisme yang menghendaki adanya persamaan akan berdampak pada rendahnya motivasi masyarakat untuk menggunakan fungsinya sebagai manusia dan pengabaian terhadap inovasi dan karya manusia sebagai individu. Dikutib dari : Team Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII Yogyakarta atas Kerjasama Bank Indonesia. Ekonomi Islam.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2008